Senin, 20 Desember 2010

ANTROPOLOGI


1.MAKNA PENELITIAN ANTROPOLOGI
                Berbagai pendekatan dalam memahami agama yang ada selama ini antara lain,pendekatan teologis,normative,filosofis,historis.melalui pendekatan antropologi sosok agama yang berada pada dataran yang miring akan dapat dilihat serat-seratnya dan latar belakang mengapa ajaran agama tersebut muncul dan di rumuskan.
Antopologi berupaya melihat hubungan antara agama dengan berbagai pranata social yang terjadi di masyarakat.dalam berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan yang positif antara kepercayaan agama dengan yang lainya.
                Dengan menggunakan pendekatan dan prespektif,antropologi tersebut dapat di ketahui bahwa doktrin-doktrin dan fenomena – fenomena keagamaan ternyata tidak berdiri sendiri,dan tidak pernah terlepas dari jaringa institusi atau kelembagaan social,kemasyarakatan yang mendukung keberadaanya.
2.MODEL  PENELITIAN ANTROPOLOGI AGAMA
                Masyarakat jawa di mojokerto dilihat oleh Geertz sebagai u system social dengan kebudayaan jawanya yang akulturatif dan agama yang sinkretik,yang terdiri atas sub kebudayaan jawa yang masing-masing merupakan stuktur-stuktur social yang berkelainan.
3.PEMBAHASAN
                Focus pendekatan sosiologi dalam studi islam adalah memahami islam sebagai : fenomena yang menyejarah dalam social dan budaya.ragam dan kontak keislaman sesungguhnya tidak lepas dari kontak dinamika pembahasan umat islam yang berbeda –beda tentang ajaran islam berdasarkan setting social dan budaya yang melatar belakangi  sekaligus yang di hadapi oleh umat islam itu sendiri,
                Contoh yang di hadapi masyarakat jawa adalah
·         NYADRAN
Pengertian nyadran menurut bahasa adalah do’a.sedangkan menurut istilah yang dijelaskan oleh masyarakat jawa khususnya Jogjakarta adalah:ritual yang dilakukan sebelum melaksanakan puasa pada bulan ramadhan yaitu pada bulan ruwah.yang berupa ziaroh kubur dilengkapi dengan pembuatan sesaji-sesaji yang dibuat oleh masyarakat yang mengikuti ritual tersebut.sesaji-sesaji itu berupa:a)tumpeng,b)pisang raja 1 tangkap,c)bunga-bungaan,d)gudangan.e)mbako,f)sirih
Sesaji itu diletakkan di depan usyadz yang akan memimpin ritual tersebut dengan membaca tahlil beserta dzikir dan dilakukan oleh semua masyarakat yang mengikuti,setelah penutupan do’a,maka sesaji itu dimakan oleh semua warga yang mengikutinya .ritual itu dilaksanakan oleh semua warga baikperempuan atau laki-laki desa tersebut.
Tujuan dari nyadran adalah untuk mengirim doa kepada keluarga yang sudah meninggal.sesaji tersebut sebenarnya tidak mempunyai fungsi tertentu ,dan yang dapat ditangkap adalah bahwa sesaji tersebut merupakan bentuk budayanya itu sendiri yang dapat membedakan dengan ritual yang lain.
Menurut pendekatan antropologi yaitu,menurut pemahaman kami ,bahwasanya do’a-do’a yang dilakukan bersama itu lebih utama dari pada dilakukan sendiri,dan sesaji itu merupakan bentuk dari shodaqoh yang ditujukan oleh keluarga yang sudah meninggal karena amal yang tidak putus adalah amal jariyah.
Melalui pemahaman itu,kami mengharapkan bahwa dalam memahami suatu ritual budaya itu berbeda-beda dan harapanya agar setiap individu dapat memunculkan suatu kesadaran bahwa tiap individu berbeda dalam memaham sebuah ajaran-ajaran budaya.disamping itu kita juga diharapkanmampu untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat ,karena kebanyakan masyarakat  setiap hal yang berbeda dengan pandanganya akan d klaim salah.dan akan menimbulkan konflik yang dapat menjadikan kekerasan ,dengan adanya pendekatan antropologi itu maka masyarakat dapat berlaku secara arif dan bijaksana dalam memahaminya.

2 komentar:

  1. kita niati saja sesajen itu buat shodaqoh untuk kebahagiaan semua manusia...................

    BalasHapus
  2. menurut hemat saya,mengenai hal2 seperti itu selama tidak melanggar syari'at islam dan bisa bermanfaat bagi sesama,dan apabila lebih banyak manfaatnya daripada madhorotnya mengapa tidak."why not?"

    BalasHapus